Minggu, 04 Maret 2012

Sekarang, Bukan Waktunya Melankolis

 Ketika lagu-lagu melankolis begitu mewarnai hari-hari para muda mudi zaman sekarang. Lagu-lagu bertemakan cinta, bagaikan sesuatu yang wajib. Jika tak mendengarkan walaupun hanya sehari, serasa ada yang kurang. Parahnya kebiasaan tersebut berimbas pada perilaku para muda mudi. Lirik lagu cinta yang cenderung melankolis dan tak ada semangat di tambah kondisi mereka (baca: muda mudi) yang sedang dalam pencarian atau gamang, membuat mereka cepat terbuai. Karena terkadang lirik yang terdapat dalam lagu hampir sama dengan kisah cinta yang mereka alami. Akibatnya mereka begitu khusyuk menghayati atau bahkan hafal sebagian besar lagu-lagu tersebut. Memang sebagian besar pula lagu yang di tampilkan sangat easy listening namun tak jarang yang berisikan lirik nakal.
Ibnu Taimiyah pernah berkata:
Musik dan Al Qur’an tidak akan berjumpa dalam keasyikan yang sama. Orang yang asik dengan musik, tidak akan mampu menyerap keindahan Al Qur’an. Orang yang mudah menikmati keindahan Al Qur’an, pasti akan gerah mendengar lantunan music. Saat keasyikan mendengar salah satunya berkurang, bertambahlah kesenangan mendengarkan yang lain.
Saat mereka sudah terbuai dengan lagu-lagu melankolis, maka semangat mereka dalam menjalani hidup pun terkadang menurun. Hati dan pikiran mereka hanya di bayangi kisah percintaan mereka yang seringnya tak sesuai dengan keinginan. Dari masalah yang terkesan sepele bahkan di besar-besarkan. Tak jarang karena hal sepele tersebut, bisa menimbulkan kebodohan yang tak masuk di akal. Misalnya bunuh diri karena di tolak oleh seseorang yang disukainya.
Proses kreatif yang dihasilkan juga menurun. Ketika hati dan pikiran di penuhi oleh masalah percintaan, maka seperti tak ada ruang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Output yang di hasilkan hanya berupa keluhan-keluhan. Semangat hanya menjadi kata yang terhirup lalu terhembus kembali. Kehidupan mereka hanya di sibukkan bagaimana mencari pria atau wanita yang baik dan baik. Berpindah dari satu pria ke pria lain atau satu wanita ke wanita lain. Berdalih mendapatkan yang terbaik, justru mereka terperangkap ke dalam jurang dosa yang menganga.
Parahnya, fenomena lagu-lagu melankolis tak hanya merebak di kalangan kaum muda menjelang dewasa tapi juga anak-anak SD atau yang beranjak remaja. Pihak media yang tak ingin ketinggalan dalam meraup keuntungan seperti berlomba menyuguhkan penampilan para penyanyi lewat acara-acara musik yang membanjiri tayangan televisi. Para artis dadakan pun bermunculan, hanya dengan bermodalkan wajah rupawan, sedikit pandai bernyanyi dan dengan lagu yang easy listening meskipun dari segi lirik sangat kurang, mereka tampil membius para kaum muda, sehingga kini memunculkan banyaknya idola-idola baru bagi muda mudi.
Juga sikap hedonis yang terlalu mengagungkan budaya barat menjadikan mereka terperangkap pada kecintaan berlebih pada idola. Idola yang tak hanya sekedar idola. Kebanyakan mereka yang begitu fanatik terhadap idola mereka, melakukan dan mengikuti apa yang di perbuat sang idola. Usia yang rawan, dalam masa pencarian dan kegamangan membuat mereka seperti memiliki jati diri dan panutan ketika mampu mengikuti idolanya tersebut. Meskipun mereka tidak begitu paham bagaimana tingkah laku dan kepribadian sang idola, baikkah mereka, burukkah mereka. Apakah akhlaqnya baik untuk di jadikan suri tauladan, apakah agamanya dapat mereka contoh dalam keseharian mereka. Sayangnya hal tersebut belum menjadi faktor penentu dalam pencarian idola mereka.
Bahwasanya Al Qur’an telah menjelaskan, dalam diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik. Hanya Rasulullah lah yang pantas untuk di jadikan panutan, karena beliaulah kekasih Allah yang menerima langsung wahyu dan semua yang di lakukannya hanyalah sesuai perintah Allah Ta’ala.
Kenikmatan mereka mendengarkan lagu-lagu seperti menggeser kenikmatan membaca kalam Allah. Padahal teramat banyak ayat Allah yang berisi kabar gembira bagi mereka yang bersedih, gundah gulana dan mengalami kebimbangan.
Dalam QS. Ar Ra’du ayat 28, Allah berfirman:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Banyak semangat yang akhirnya terabaikan dengan menggandrungi lagu-lagu yang hanya berisikan tentang kenestapaan cinta, semunya cinta dan lainnya.
Bacalah Al Qur’an, maka di dalamnya akan di temukan segala macam pemecahan masalah. Bacalah Al Qur’an dan nikmatilah maknanya maka akan yakinlah diri menghadapi kehidupan yang fana, karena ada sumber semangat, suka cita, janji Allah bagi hambaNya yang bertaqwa yang meninggalkan kesenangan sementara demi sesuatu yang hakiki. Bukalah hati pada keindahan kalamNya, hingga apapun selain itu tak mampu menggoyahkan iman yang menggelora.
Allahua’lam.

SEJARAH IPTEK ISLAM DI MASA KEJAYAAN DAN BUKTI KEMUNDURAN


            Pada zaman Daulah Abbasiyah, di katakan sebagai masa menjamurnya kesastraan dan ilmu pengetahuan serta ilmu-ilmu purbakala yang disalin ke dalam bahasa Arab. Lahirlah pada masa itu sekian banyak penyair, pujangga, ahli bahasa, ahli sejarah, ahli hukum, ahli tafsir, ahli hadits, ahli filsafat, thib, ahli bangunan dan sebagainya. Dinasti Abbasiyiah membawa Islam ke puncak kejayaan Saat itu, dua pertiga bagian dunia dikuasai oleh kekhalifahan Islam, Tradisi keilmuan berkembang pesat.Kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuanlah yang mengundang terciptanya beberapa karya ilmiah seperti terlihat pada abad ke 8 M. yaitu gerakan penerjemahan buku peninggalan kebudayaan Yunani dan Persia.
            Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga. Para khalifah dan para pembesar lainnya mengantisipasi kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada umumnya khalifah adalah para ulama yang mencintai ilmu, menghormati sarjana dan memuliakan pujangga. Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan dari belenggu taklid, yang menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan pendapat dalam segala bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah dan sebagainya.
            Kecanggihan teknologi masa ini juga terlihat dari peninggalan-peninggalan sejarahnya. Seperti arsitektur mesjid Agung Cordoba Blue Mosque di Konstantinopel. atau menara spiral di Samara yang dibangun oleh khalifah al-Mutawakkil, Istana al-Hamra (al-Hamra Qasr) yang dibangun di Seville, Andalusia pada tahun 913 M. Sebuah Istana terindah yang dibangun di atas bukit yang menghadap ke kota Granada. Saat itu “kata Lutfi” banyak lahir tokoh dunia yang kitabnya menjadi referensi ilmu pengetahuan modern. Salah satunya adalah bapak kedokteran Ibnu Sina atau yang dikenal saat ini di Barat dengan nama Avicenna. Pada saat itu tentara Islam juga berhasil membuat senjata bernama ‘manzanik’, sejenis ketepel besar pelontar batu atau api. Ini membuktikan bahwa Islam mampu mengadopsi teknologi dari luar. Pada abad ke-14, tentara Salib akhirnya terusir dari Timur Tengah dan membangkitkan kebanggaan bagi masyarakat Arab. Peradaban Islam memang peradaban emas yang mencerahkan dunia. Itu sebabnya menurut Montgomery, tanpa dukungan peradaban Islam yang menjadi dinamonya, Barat bukanlah apa-apa. Wajar jika Barat berhutang budi pada Islam.
            Berikut ini adalah beberapa penemu atau ilmuan  muslim yang sangat berpengaruh terhadap ilmu pengetahuan yang hingga sekarang masih bermanfaat dan masih digunakan.
1.      Al khawarizmi: ia adalah seorang yang menemukan ilmu aljabar di dalam matematika.
2.      ibnu sina ia adalah:  membuat buku tentang kedoteran
3.      jabbir ibnu hayyan: ahli kimia yang di kenal sebagai bapak kimia
4.      albiruni: meletakkan dasar-dasar satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan dengan lingkungan fisik bumi. Dia di nobatkan sebagai bapak antropologi, idiologi
5.      Abu alzahwari: penemu tehnik patah tulang dan membuat kitab untuk menyembuhkan luka pada saat oprasi
6.      ibnu haitham: dikenal sebagai bapak ilmu mata yan g mengurai bagai mana mata bekerja
7.      Ar razi: orang pertama yang bia menjelaskan tentang penyakit cacar dan juga alergi asma dn deman sebagai daya mekanisme tubuh.
            Jadi wajar jika Gustave Lebon mengatakan bahwa terjemahan buku-buku bangsa Arab, terutama buku-buku keilmuan hampir menjadi satu-satunya sumber-sumber bagi pengajaran di perguruan-perguruan tinggi Eropa selama lima atau enam abad. Tidak hanya itu, Lebon juga mengatakan bahwa hanya buku-buku bangsa Arab-Persia lah yang dijadikan sandaran oleh para ilmuwan Barat seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, Arnold de Philipi, Raymond Lull, san Thomas, Albertus Magnus dan Alfonso X dari Castella. Belum lagi ribuan buku yang berhasil memberikan pencerahan kepada dunia. Itu sebabnya, jangan heran kalau perpustakaan umum banyak dibangun di masa kejayaan Islam. Perpustakaan al-Ahkam di Andalusia misalnya, merupakan perpustakaan yang sangat besar dan luas. Buku yang ada di situ mencapai 400 ribu buah. Uniknya, perpustakaan ini sudah memiliki katalog. Sehingga memudahkan pencarian buku. Perpustakaan umum Tripoli di daerah Syam, memiliki sekitar tiga juta judul buku, termasuk 50.000 eksemplar al-Quran dan tafsirnya. Dan masih banyak lagi perpustakaan lainnya. Tapi naas, semuanya dihancurkan Pasukan Salib Eropa dan Pasukan Tartar ketika mereka menyerang Islam.
            Pada masa kemunduran iptek di dunia islam, kaum Muslimin tidak lagi mempunyai semangat yang tinggi dalam menuntut ilmu. Bahkan sebagian mereka menjauhkan diri dari ilmu pengetahuan, karena dianggap sekular dan produk Barat. Menurut Prof DR. Abdus Salam, seorang ilmuwan Muslim asal Pakistan, kemunduran ilmu pengetahuan dan teknologi di Dunia Islam lebih banyak disebabkan oleh faktor-faktor internal umat Islam. Misalnya, terjadinya pemisahan dalam mempelajari ayat-ayat Qauliyah dan ayat-ayat Kauniyah, kurang terjalinnya kerjasama antara ilmuwan Muslim dan penguasa setempat untuk menjaga tradisi keilmuan di Dunia Islam, dan sikap mengisolasi diri terhadap perkembangan iptek dunia luar.

            Di zaman dewasa ini perkembangan iptek di Dunia Islam amat memprihatinkan. Berbagai penemuan ilmiah mutakhir seperti nuklir, cloning, dan kosmologi, meskipun tersirat secara simbolik dalam Al-Qur’an, tetapi yang menemukannya adalah orang-orang non-Muslim. Demikian pula penemuan ilmiah di bidang lain. Kaum Muslimin baru menyadari bahwa prinsip-prinsip ilmu tersebut telah diungkapkan dalam Al-Qur’an lima belas abad yang lalu, setelah ilmu tersebut ditemukan oleh ilmuwan-ilmuwan non-Muslim. Suatu fakta menunjukkan bahwa, dewasa ini kaum Muslimin senantiasa tertinggal dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan datang terlambat menafsirkan ilmu tersebut dari kebenaran Al-Qur’an. Suramnya kondisi keilmuan di Dunia Islam diperparah oleh fenomena rendahnya persentase umat Islam yang menuntut ilmu dari SD sampai perguruan tinggi, dan adanya ketidakseimbangan antara ilmuwan Muslim dengan besarnya populasi penduduk Muslim di dunia yang hampir mencapai 1,5 miliar.  Sebagai contoh, Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim, saat ini hanya 11% siswa lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Sementara itu, di Korea Selatan terdapat 70% lulusan SMA yang melanjutkan ke PT. Sebagai ilustrasi pula jumlah ilmuwan dan insinyur per satu juta orang di negara-negara non-Muslim seperti Cina 71.297, Jepang 59.611, Jerman 42.557, Amerika Serikat 14.757 dan Korea Selatan 2.426. Sedangkan Indonesia yang merupakan salah satu negeri Islam terbesar hanya sekitar 1.280. Dari jumlah ilmuwan tersebut yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan adalah Indonesia sebesar 3,2%, Korea Selatan 46,5%, AS 22,1%, Jepang 8,1% dan Jerman 5,5%. Data tersebut mengindikasikan bahwa Indonesia yang mayoritas berpenduduk Muslim merupakan negara yang memiliki ilmuwan dan insinyur paling sedikit.

            Fenomena kemunduran iptek di Dunia Islam menyebabkan banyak implikasi di berbagai bidang. Misalnya Dunia Islam masih banyak yang masuk dalam daftar adopter country, yaitu negara yang masih dalam taraf menggunakan teknologi yang diadopsi dari bangsa lain. Menurut mantan Menristek Hatta Rajasa beberapa waktu lalu, Indonesia bisa melorot menjadi isolated country, yakni, negara yang terkungkung karena tidak mampu menghasilkan produk dengan teknologi sendiri karena bisanya hanya menjadi pengguna teknologi. Akibatnya terjadilah di Dunia Islam adopsi teknologi impor. Adopsi teknologi impor ini telah menyentuh berbagai bidang kehidupan, seperti transportasi, pangan, kedokteran, komunikasi, bioteknologi, dan lain-lain. Bahkan sistem ekonomi, perbankan, pendidikan, dan pemerintahan pun merupakan sistem yang diadopsi dari negara lain. Akibat dominasi teknologi impor ini, di Dunia Islam muncui umat Islam yang kebarat-baratan. Sayangnya, yang ditiru dari peradaban Barat hanya pada tataran surface saja seperti lifestyle, mode, perilaku, dan lain-lain yang sering bertentangan dengan nilai-nilai moral agama. Adapun peradaban Barat yang baik seperti kesungguhan dalam bekerja, tepat waktu, disiplin, penghargaan terhadap karya orang lain, administrasi dan manajemen yang baik, motivasi belajar, penelitian, dan lain-lain tidak pernah dicontoh. 

            Dampak lain dari kemunduran Dunia Islam di bidang iptek ialah tumbuh suburnya kemiskinan, rendahnya mutu pendidikan, minimnya pendapatan perkapita, dan merajalelanya pengangguran. Di samping itu banyak negara-negara Islam yang terjerat hutang luar negeri. Indonesia  misalnya, sekitar 60% hidup di bawah garis kemiskinan dan 10-20% penduduknya hidup dalam kemiskinan absolut. Sementara itu jumlah pengangguran di Indonesia hampir mencapai 40 juta orang. Negara-negara Islam yang lain, meski tidak separah Indonesia, mereka menghadapi problem yang tidak jauh berbeda, terutama dalam masalah hutang luar negeri.

            Agendanya sekarang, umat Islam harus melakukan upaya-upaya yang dapat mendukung kembali kemajuan di bidang sains dan teknologi. Karena dalam Al-Qur’an sendiri terdapat 750 ayat-ayat kauniyah atau hampir seperdelapan kandungan Al-Qur’an yang mengingatkan kaum Muslimin agar senantiasa mempelajari alam semesta dan terus berfikir dengan menggunakan penalaran yang sebaik-baiknya. Dalam Al-Qur’an juga terdapat 32 surah yang membahas fenomena alam dan materi. Selain itu kata ‘aql dengan berbagai bentuknya disebutkan sebanyak 49 kali. Demikian pula kata ‘ilmu dalam berbagai bentuknya disebutkan sebanyak 854 kali. Kata ulul albab dan kualifikasinya disebutkan dalam beberapa surah antara lain al-Baqarah: 179,197,269, Ali-Imran: 7,190,191, ar-Ra’ad: 19, Shad: 29, 43, Az-Zumar: 18 &21. Selain itu, Al-Qur’an juga menjelaskan keutamaan dan derajat orang yang berilmu, seperti dalam Qs. Al-Fathir: 28, An-Nisa: 162, dan al-Mujadilah: 11. Jika umat Islam menginginkan dirinya sebagai unggul dalam percaturan global, maka mau tidak mau umat Islam harus mampu mengejar ketertinggalannya di bidang iptek. Di samping itu, umat Islam harus mempunyai kesadaran ruhiyah yang tinggi serta motivasi yang kuat dalam mengkaji Al-Qur’an.

Oleh: Taufiq pnew

PESONA DI ANGKASA RAYA

Pernahkah kamu bayangkan betapa luas alam semesta tempat kita tinggal,? Mungkin kamu memang belum banyak tahu tentang hal itu. Kalaupun pernah, kamu tentu masih sangat sulit membayangkan betapa besar ukuran alam semesta ini. Akan kami terangkan seberapa besar alam semesta ini dengan menggunakan suatu contoh. Seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan. Jarak antara batas kota tempat kamu tinggal mungkin tampak begitu besar bagimu. Anggap saja kamu sedang melintasi seluruh jalan-jalan di kotamu, dari timur ke barat, dan kamu akan terkagum-kagum oleh keluasannya. Mungkin diantara kalian ada yang pernah bepergian ke kota lain yang jauh jaraknya. Tapi, camkan satu hal! Meskipun kamu pergi mengelilingi dunia, tetap saja masih sulit untuk membantumu membayangkan betapa luas alam semesta ini. Karena ukuran bumi hanyalah sebesar debu jika dibandingkan dengan ukuran alam semesta yang teramat sangat luas ini.

Mungkin kamu terkejut, tapi memang itu kenyataannya, planet bumi hanyalah sebutir debu jika dibandingkan dengan luas seluruh alam semesta. Sekarang bayangkan tentang bumi kita, sebutir debu di alam semesta yang tak terhingga. Setiap hari kamu bangun di rumah yang berada diatas bola bulat ini. Jalanan menuju sekolahmu-pun dibangun di atasnya.

Sekarang coba pikirkan! Jika kamu meletakkan mobil-mobilan di atas sebuah bola yang kamu pegang, dapatkah ia terus berada disana? Tentu saja tidak. Namun saat ini kamu menghabiskan seluruh hari-harimu di atas planet yang bulat ini, bermain dan bergembira bersama kawan-kawan tanpa tergelincir!


Sekarang, pikirkan tentang matahari. Bagaimana bisa kamu menghangatkan diri, dan dari manakah cahaya itu bisa datang tanpa bola api kuning tersebut? Akankah kamu dapat pergi berenang dan mandi? Akankah kamu dapat berekreasi bersama keluarga atau kawan-kawan sekelasmu? Pasti tidak bisa! Kamu tidak akan mampu melakukan apapun, karena tanpa matahari tidak akan ada kehidupan di atas bumi. Bahkan tidak hanya tanam-tanaman, pepohonan, burung, serangga dan binatang peliharaan yang kamu sayangi saja, tapi juga Ibu, Ayah, kawan-kawan, saudara-saudara, dan bahkan dirimu sendiri tak akan pernah ada jika tanpa adanya matahari. kedua contoh mengenai bumi dan matahari tadi menunjukkan betapa penting benda-benda angkasa beserta sifat-sifatnya bagi kehidupan kita.




*Di kutip dari Info@Harunyahaya.com*